CERITA PENDEK LUCU
1. Kunjungan ke Rumah Sakit Jiwa
Dalam suatu kunjungan kerja ke sebuah RSJ, Menteri Kesehatan menyempatkan diri berbincang-bincang dengan salah seorang pasien pada RSJ tsb.
Menteri : “Gimana rasanya tinggal di sini pak?”
Pasien : “Wah, gimana ya… kaya’nya susah untuk dijelaskan deh pak, mending bapak coba aja sendiri.”
Menteri : “Gak bisa dong, masak saya disuruh tinggal di sini, saya kan seorang menteri!”
Pasien : “Gak masalah kok pak, saya dulunya juga ngaku-ngaku seorang presiden.”
2.Minum Racun Serangga
Putra yang beberapa jam lalu pergi ke ladang bersama Roto adiknya, tiba-tiba pulang ke rumah sambil berteriak. “Ibu..Roto menelan kecoa..! Roto menelan kecoa Bu..!!”
“Astaga! Cepat panggil ayahmu, supaya memanggil dokter,” kata ibunya ketakutan. Tapi dengan santainya Putra menjawab. “Ah tidak usah Bu, saya sudah memberinya racun serangga!!”
3.Tidak Masuk Sekolah
Guru mengabsen murid di sekolah. Ternyata Gilang tidak masuk. Tiba-tiba kepala sekolah memanggil guru yang sedang mengabsen.
Kepala sekolah : “Ini ada telepon.”
Guru : “Halo.’
Penelpon : “Halo, saya mau memberitahu bahwa Gilang sedang sakit jadi tidak bisa masuk sekolah.”
Guru : “Maaf .. ini dari siapa?”
Penelpon : “Ini dari ayah saya.”
Guru : ????????!!!!!!!!!!!!!!!!……….
4.Lupa Rumah
Selama beberapa tahun terakhir ini Pak Iwan membiarkan wajahnya ditumbuhi janggut, kumis dan cambang yang lebat. Pada suatu hari, semua itu dicukurnya habis.
Sepulangnya dari tukang pangkas, dia melihat putranya sedang bermain di depan rumah. Dia ingin tahu, apakah putranya masih mengenalnya dalam keadaan klimis seperti itu. Karena itu, dia bertanya pada putranya, dimana rumah Pak Iwan.
Dengan ketakutan, anaknya berlari masuk ke dalam rumah, “Bu .. Bapak telah mencukur brewoknya, dan kini jadi lupa dimana rumah kita!”
5. Takut Di Denda
Seorang bapak yang sangat-sangat pelit diajak anak tersayangnya untuk naik helikopter. Awalnya si bapak tidak setuju karena harus bayar tapi karena sayang dengan anaknya ia pun setuju.
Setelah sampai di tempat heli, si pilot bilang “Naik bayar U$100, kalau anda bicara diatas nanti didenda U$500 tapi kalau anda tidak bicara sepatah kata pun akan saya kasih U$1000.”
Setelah setuju dengan perjanjian tersebut, heli diterbangkan oleh pilot dengan cara manuver dan jungkir balik diatas. Setelah sampai mendarat si pilot bilang ke bapak pelit tadi, “Wah anda hebat, tidak bicara sepatah kata pun.”
Si bapak bilang, “Sebenarnya saya mau bicara tadi, tapi takut didenda.” “Anda mau bilang apa?” tanya si pilot. “Anak saya jatuh,” jawab si Bapak.
6.Surat Untuk Istri
Seorang pria sedang berlibur ke Bali. Istrinya sedang dalam perjalanan bisnis ke Jakarta dan berencana untuk bergabung pada keesokan harinya. Ketika sampai di hotel, pria itu memutuskan untuk mengirimkan e-mail ke istrinya.
Karena tidak berhasil menemukan kertas memo dimana dia mencatat alamat e-mail istrinya tersebut, maka dia mencoba untuk sebisa-bisanya mengirimkan e-mail ke istrinya. Sialnya, dia melupakan satu huruf dan e-mail tersebut melesat langsung menuju ke seorang wanita yang suaminya baru saja meninggal satu hari sebelumnya.
Saat wanita yang sedang berduka itu mengecek isi e-mail tersebut, ia berteriak dengan hebat lalu jatuh ke lantai dan meninggal seketika. Keluarganya segera berlari ke dalam ruangannya dan melihat isi surat di layar komputer.
“Istriku tercinta, Aku baru saja sampai. Segala sesuatu telah disiapkan untuk kedatanganmu besok.”
7. Dompet Kakak Di Kamar Pengantin
Ceritanya Madhasim sedang menghadiri pesta pernikahan cucunya yang di luar kota. Seminggu sebelumnya Madhasim sudah berada di sana. Dia ikut sibuk mempersiapkan pesta.
Pas hari H nya. tamu yang datang begitu banyak tak henti-hentinya Madhasim terlihat sibuk menerima tamu yang datang. Sampai kira-kira sehabis isya baru tamu agak jarang.
Merasa kecapean Madhasim pergi kedalam rumah mencari tempat untuk beristirahat barang sejenak. Namun karena sempitnya rumah sang cucu semua ruangan terpakai dan tidak cukup untuk dipakai beristirahat. Lalu terlintas di pikirannya untuk beristirahat di kamar pengantin, “Mudah-mudahan aja mereka ga cepet-cepet masuk kamar” pikirnya.
Setelah berada di kamar pengantin Madhasim merebahkan tubuhnya di ranjang pengantin. Ia merasakan ada sesuatu yang mengganjal di belakang tubuhnya. rupanya dompetnya yang berada di saku belakang celananya. Kemudian dompet itu ia ambil dan menaruhnya di atas Dipan pengantin.
8.Gelisah Saat Hujan Turun
Andre sang pengantin pria sejak tadi tampak gelisah walau tetap duduk di pelaminan bersanding dengan Irin sang mempelai wanita. Irin mempelai wanita akhirnya bertanya kepada Andre sang mempelai pria.
Irin: “Kenapa sih kau gelisah terus, Mas? Nggak sabar menunggu tamu pulang, ya?”
Andre: “Bukan soal itu! Lihat, hujan turun dengan deras tuh!”
Irin: “Kan justru asik malam pertama kita di sambut dengan hujan deras. Pasti akan lebih romantis, bukan?”
Andre: “Iya. Tapi lama kelamaan bisa banjir masuk ke dalam rumah, sehingga malam pertama kita bisa gagal total.”
9.Sudah Pernah Digunting
Wanto baru saja menyelesaikan upacara pernikahannya dengan Tukiyem. Tapi pada malam pertama mereka tidak langsung berhubungan intim, karena lelah sehabis menjalani pesta. Pada malam itu mereka hanya mengisi malam dengan makan bakso di dalam kamar.
Sementara tanpa sepengetahuan mereka, Ibunya Wanto menguping dari balik pintu dan mendengarkan pembicaraan mereka.
Tukiyem: “Mas, sudah dikocok-kocok nggak keluar-keluar. (Sambil mengocok botol sambal)”
Wanto: “Jelas saja, lobangnya kekecilan!”
Tukiyem: “Ya sudah, ujungnya saya gunting saja!”
Ibunya Wanto langsung kaget, mendobrak pintu kamar dan berteriak, “Jangan! dulu sudah pernah digunting!”
Wanto & Tukiyem: **#@##^%&??!!!
10. Hanya 2 inci
Sepasang muda mudi sedang duduk menikmati udara malam di bawah sebatang pohon yang rindang pada sebuah taman di tengah kota. Malam ini adalah malam pertama mereka
Desi : “Oh, Ronnie, bisepmu besar sekali.”
Ronnie : “Ah, biasa saja, Desi. Pada pita pengukur, dia hanya dua puluh dua inci.”
Desi : “Wow, bagaimana dengan dadamu ?”
Ronnie : “Terakhir kali saya mengukurnya, pada pita pengukur dia hanya tujuh belas inci.”
Desi : “Wow, besar sekali ! Lalu bagaimana dengan . . .
. eh . . . dengan . . . . eh . . . eh maksud saya . . . ”
Ronnie : “Maksudmu, anu saya ? Hanya lima inci saja… ”
Desi : “Kau mengukurnya di pita pengukur ?”
Ronnie : “Bukan ! Dia hanya lima inci dari tanah. ”
Komentar
Posting Komentar